Perihal Jutaan Kerinduan yang Terabaikan

Ayah.....sebuah kata yang berharga untuk sebuah panggilan. Sebuah untaian huruf yang sampai detik ini tak pernah ku ucapkan.

Aku yang entah tak tau harus berbuat apa ketika merindukanmu. Aku yang di setiap hari mendambakan sosokmu. Sosok yang tak pernah ada dalam hidupku. Sosok yang ingin kujadikan panutan dan contoh untuk hidupku. Namun kau tak tau dimana, mungkinkah kah masih hidup di benua seberang ?

Aku yang ketika sudah beranjak dewasa masih selalu mendambakan hadirmu, dari semenjak aku bisa melihat dunia kau tak pernah hadir disampingku. Entah apa yang terjadi kala itu.

Ayah, mengapa gadis kecilmu kau lupakan kehadirannya ?.

Rindu ini sangat mendalam untukmu.
Ayah adalah sosok tersayang yang tak pernah bahkan mungkin tak akan pernah aku kenal. Sekalipun aku tak mengenalmu. Tak banyak pintaku dalam perjalanan kelam hidupku ini. Tak banyak inginku dalam penat ruang sempit ini. Aku hanya berharap bisa bertemu denganmu meski hanya dalam mimpi untuk berbincang bersama, memberiku nasihat, dan memberiku acuan untuk ke depan.

“Apa kabar” bukanlah pertanyaan yang perlu aku tanyakan lagi pada sosok yang selalu menjadi misteri seumur hidupku.
Aku menuliskan untaian kata ini bersama jutaan kerinduan yang terpendam sejak hari kelahiranku ke dunia.
Tak pernah ada memori bersamamu. Akankah Tuhan menciptakan sebuah ruang dan waktu agar ku bisa bersamamu, dimanapun nanti.

Comments

Popular posts from this blog

Introduction

Interference Phenomenon

Humans Are Also Part of Nature